Saat Remaja Masjid Diajak Jadi Pengusaha vs Lawan Paham Radikalisme
JAKARTA – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengajak Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) sebarkan vaksinasi Ideologi kepada umat. Bagi Bamsoet, peran tersebut cukup strategis.
Hal itu Bamsoet sampaikan usai menerima para pengurus BKPRMI, di Jakarta, Rabu (12/1/22) tadi siang. Apa saja yang dibahas?
Pada pertemuan itu Bamsoet menyampaikan rasa terima kasih dan mengapresiasi BKPRMI yang melakukan kegiatan sosial di sejumlah tempat di masyarakat. Bamsoet memcontohkan, BKPRMI berhasil membangun TK Alquran di daerah bencana erupsi Gunung Semeru. Tak hanya itu Bamsoet memuji BKPRMI yang berdiri tahun 1991 lalu ini, karena telah melahirkan santri 7 juta orang.
“Kita sudah tahu bahwa kiprah BKPRMI sangat banyak, tak hanya di Indonesia. Apalagi metode cepat baca Al Quran dengan Iqro (milik) BKPRMI sudah go internasional. Di mana metode Iqro dari karya KH As’ad Humam yang digunakan sejumlah lembaga pendidikan formal atau nonformal di Indonesia. Awalnya, metode Iqro ini diperkenalkan di BKPRMI untuk pertama kalinya sebagai Gerakan Nasional Baca Tulis Alquran di acara Pelatihan Manajemen Dakwah 1989 kemudian dikukuhkan di Munas ke-5 BKPRMI di Surabaya, Jawa Timur,” jelas Bamsoet.
Di pertemuan Bamsoet dengan BKPRMI tersebut, hadir Ketua Umum Said Aldi Al Idrus, Bendahara Umum BKPRMI Neneng Anita Tursia, Direktur Nasional LPPSDM Nanang mubarok, dan Direktur Nasional LPPTKA Gunawan HS.
Tak hanya itu, Bamsoet yang juga Ketua DPR RI ke-20 ini mendukung kiprah BKPRMI selama ini pada pelatihan kewirausahaan. Ia menilai BKPRMI sangat aktif memberi pelatihan entrepreneurship pada kader BKPRMI.
“Bahkan BKPRMI berhasil memproduksi parfum, pembersih dan alat perlengkapan yang dibutuhkan di masjid sendiri. Luar biasanya lagi, BKPRMI saat ini banyak melahirkan wirausaha pemula 20.000 orang,” ujarnya.
Sebagai informasi, jumlah masjid juga musholla di Indonesia ada 800.000. Menurut Bamsoet, jika fungsi masjid/mushola berbasis pembinaan akhlak serta moral umat, sehingga bisa disinergikan menjadi basis pembinaan kewirausahaan khususnya bagi generasi muda harapan bangsa. Apalagi, saat ini masih rendah tingkat kewirausahaan di Indonesia.
Bamsoet mengungkapkan, data Kementerian Koperasi dan UKM, di 2020 lalu jumlah pengusaha di dalam negeri baru 3,5 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Angka itu sangat rendah jika dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia dengan 5 persen dan Singapura 7 %. Sementara China mencapai 10 persen dan luar biasa lagi Jepang ada di angka 11 persen.
Bamsoet yang juga Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini mengingatkan BKPRMI bahaya paham radikal bagi generasi muda. Sesuai catatan Badan Intelijen Negara (BIN), remaja di usia 17-24 tahun, di mana usia rentang target penyebaran paham radikalisme di Indonesia.
“Itu karena selain energik dan penuh semangat, para remeja di usia ini sangat rentang. Mereka masih dalam proses pencarian jati diri, mereka masih relatif mudah dipengaruhi paham ideologi apapun,” terangnya.
Alasan itu, BKPRMI bersama MPR RI akan aktif memberikan pemahaman terkait vaksinasi ideologi berupa Sosialisasi Empat Pilar MPR RI kepada generasi muda bangsa, khususnya di remaja masjid.
“Dengan itu, kita bisa melahirkan generasi bangsa yang nasionalis yang religius,” terang Bamsoet. (Dwi)