Sarifuddin Sudding Ingatkan Seluruh Aparat Penegak Hukum Bersatu Berantas Peredaran Narkoba di Indonesia
JAKARTA – Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PAN Sarifuddin Sudding mengingatkan seluruh pihak termasuk aparat penegak hukum (APH) bersatu memberantas peredaran narkoba di Indonesia. Pasalnya, ia menerima banyak laporan bahwa kini terjadi maraknya APH yang terlibat ke dalam jaringan narkoba, baik sebagai pengguna maupun bandar.
“Ini menyangkut masa depan anak cucu kita. Aparat yang terlibat dalam jaringan narkoba harus diberi efek jera agar masalah ini tidak terus berulang,” kata Sarifuddin pada wartawan, Jakarta, Senin (25/11/2024).
Sarifuddin mengaku, hal itu pernah disampaikan saat melakukan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi III DPR RI ke Markas Polda Jawa Timur, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur, Jumat (22/11/2024) lalu. Saat itu, Sarifuddin menyampaikan, kasus narkotika di Indonesia hingga periode Oktober 2024 mencapai 38.786 kasus.
Angka kasus narkoba di Provinsi Jawa Timur menempati urutan kedua secara nasional dari kota yang ada seperti Kota Surabaya, Madura, Mojokerto mendominasi peta rawan narkoba di Indonesia. Untuk itu, Sarifuddin meminta aparat penegak hukum tegas, setiap oknum yang terlibat harus diberikan sanksi yang tegas tanpa bulu.
“Bagaimana kita bisa memberantas narkoba jika ada anggota yang justru menjadi bagian dari sindikat? Tidak cukup hanya sanksi etik, mereka harus diproses secara pidana dan dipecat dengan tidak hormat. Peredaran narkoba menjadi ancaman serius terhadap generasi muda sekaligus kedaulatan bangsa. Maka dari itu, seluruh aparat penegak hukum (APH) untuk kolaborasi lebih erat guna menghentikan peredaran narkoba,” seru Sudding.
Di akhir keterangannya, Sarifuddin menekankan pentingnya revolusi mental seluruh aparat penegak hukum. Ia berharap nilai-nilai integritas, disiplin, dan pelayanan publik dapat benar-benar diinternalisasi.
“Jangan sampai pola lama terus dipertahankan. Institusi kita harus menjadi teladan, bukan beban masyarakat. Ayo kita bersatu memberantas narkoba sebagai musuh bersama yang merusak generasi kita,” tegas Sarifuddin.