Sebelum Susun UU Prolegnas 2018, Baleg Cari Referensi ke Atlanta hingga Canberra

 Sebelum Susun UU Prolegnas 2018, Baleg Cari Referensi ke Atlanta hingga Canberra

Wakil Ketua Baleg selaku Pimpinan delegasi parlemen Indonesia ke Australia dan Amerika

CANBERRA – Kunjungan Diplomasi Parlemen Indonesia DPR RI ke Canberra dan Atlanta membuat Badan Legislasi (Baleg) DPR RI mendapatkan banyak referensi serta pelajaran terkait proses pembahasan dan penentuan Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Tahun 2018.

Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR RI Firman soebagyo selaku Pimpinan rombongan delegasi parlemen Indonesia mengaku, pihaknya berhasil memperoleh sejumlah data-data dari isu hangat di DPR RI.

“Selama Baleg melakukan kunjungan diplomasi parlemen ke Canberra, kita sempat bahas isu tentang RUU Karantina Kesehatan,” kata Firman pada lintasparlemen.com, Canberra, Sabtu (30/9/2017).

Seperti diketahui sebelumnya, Firman juga memimpin delegasi yang sama ke Atlanta, Amerika Serikat. Dalam kunjungan itu Baleg juga banyak menyerap pelajaran dalam menyusun Prolegnas tahun 2018.

“Kunjungan ini sangat bermakna bagi DPR karena saat ini Baleg sedang membahas RUU Karantina. Karena pada saat bersamaan ada 2 RUU yang sama tentang Karantina yang satunya lagi RUU Karantina Kesehatan yang merupakan inisiatif Pemerintah,” kata Firman yang saat ini juga menjabat Sekretaris Dewan Pakar DPP Partai Golkar.

“Dan, satu lagi RUU Ikan Hewan serta Tumbuh-tumbuhan yang merupakan inisiatif DPR. Oleh karena itu kunjungan ini menjadi sangat strategis. Sebab, DPR mencari referensi dari negara-negara yang sudah sangat maju tentang pengelolaan Karantina,” sambungnya.

Dalam kunjungan di dua negara itu, Firman menjelaskan, begitu strategisnya posisi Karantina dalam sebuah negara. Sehingga, pihaknya berupaya membahas hal tersebut nanti dalam penyusunan Prolegnas 2018.

“Maka baik di Amerika maupun di Australia, pengelolaan Karantina di dua negara itu sudah menggunakan pola dan konsep pertahanan negara. Di Australia sendiri telah mengedepakan tentang bio security mejadi hal yang sangat penting dan strategis. Dan di Amerika, justru bio terorism juga tidak luput dari perhatian mereka dalam pengelolaan Karantina,” papar Firman. (HMS)

 

Facebook Comments Box