Sejarah Daerah Batu, Rekonstruksi Sosio Budaya Lintas Masa
Oleh: Drs. M. Dwi Cahyono .M.Hum & Tim
PENDAHULUAN
Strategi penulisan Sejarah Daerah Batu menempuh strategi pengumpulan data dalam bentuk “eksplorasi data lewat sumber data” yaitu seluruh sumber data masa lalu yang ada baik sumber data textual, artefaktual, oral maupun ekologis (paleo ekologi) untuk mendapatkan informasi masa lalu di daerah Batu
Buku ini di tulis untuk menyediakan data akurat berdasar argeologi sejarah terhadap berbagai sumber data masa lalu yang terbukukan untuk mereka yang membutuhkan informasi sejarah Batu.
Hasil analisa data yang telah terkumpul dengan caradikelompokkan, interpretasi dan eksplanasi data, integrasi datadan kronologis data.
PALEO – EKOLOGI BATU
Karakteritis geografis menentukan corak peristiwa masa lalu yang terjadi.Berdasar topografinya Daerah Batu bergunung-gunung dengan sumber air berlimpah sehingga sejak dahulu Batu memang subur. Dengan topografi tidak rata.
Bentang Batu melereng berada di kaki Gunung Srandil, Panderman, Bokong, Punuk Sapi dan Gunung Banyak. Kecamatan Batu di kaki Welirang , Arjuno, Anjasmoro selain itu di kuatkan dengan Gunung Kerumbong, Preteng, Jeruk, Rawung, Tunggangan, Gede, Pucung, Kembar, Pusungkluthuk, Wukir, Cendono dan lain sebagainya.
Batu sejak awal bercocok tanam telah digunakan untuk bercocok tanam.
MASA HINDU – BUDDHA
Malang Raya sebagai suatu daerah pedalam baru melihatkan jejak pengaruh Hindu pada abad VIII. Hal itu di prakirakan dengan memperhitungkan keberadaan Prasasti Kanyuruhan (760 M) dan artefak Hindu sekte Saiwadari masa yang relatrif se-zaman yang cukup banyak ditemukandi bantaran Kali Metro Desa Karangbesuki.
Boleh jadi antara abad I hingga VII budaya Prasejarah masih terus berlangsung diwilayah ini tak terkecuali di Daerah Batu.
Batu Masa Kanyuruhan hingga Mataram
Prasasti Kanyuruhan (760 M) pada abad VIII Malang dan sekitarnya di bawah kekuasaan Kerajaan Kanyuruhan. Setelah Kerajaan Kanyuruhan berubah status dari otonomi menjadi Kerajaan bawahan(vassal) dari Kerajaan Mataram di bawah Watak/Watek Kanyuruhan di pimpin oleh Rakai Kanyuruhan karena ekpansi Raja Balitung ke Wilayah Jawa timur. Pada penghujung abad IX
Sejauh ini satu-satunya prasasti yang berasal dari Daerah Batu adalah Prasasti Sangguran (924 M).Prasasti ini memuat informasi mengenai penetapan Batu sebagai daerah Perdikan/Sima /Sangguran dan bukti bahwa Daerah Batu termasuk daerah yang maju untuk ukuran masanya. Desa Sangguran merupakan simbol sukses daerah Batu
- Batu Masa Kadiri sampai dengan Singhasari
Berdasar Prasasti Hantang (1035M)Prasasti ini memjkeberitakan kemenangan Panjalu(Panjalu Jayathi) atas Hemabhupati. Dwengan adanya kemenangan itu maka Malang Raya jatuh di bawah naungan Kerajaan Kadiri. Wilayah kekuasaan Hemabhupati yang bisa jadi bernama Tumapel. Sejak 1135 menjadi daerah Bawahan Kadiri.
Salah satu tokoh sejarah pembebasan Tumapel adalah Ken Angrok yang bergelar Sri Ranggah RajasaSang Amurwabhumi.
2. Batu Masa Pemerintahan Majapahit
Nama “Batwan” di sebut dalam Prasasti Gulung-gulung (929 M)
Pada masa Pu Sindok dari Mataram. Batwan adalah desa tetangga (wanua tpi siring) dari Desa Gulugu-gulung yang hadir sebagai undangan Dalam sumber tekstual Kakawin Nagarakretagama (pupuh 78.5) susastra yang selesai di surat pada tahun 1365.
Yang menyatakan, pada masa pemerintahan Raja hayam Wuruk Desa Batwan adalah Batu telah menyandang status sebagai Desa Perdikan (sima) khusus bagi Wangsa Wisnu (Sangkerika wangsa wisnu kalating batwan kumasyan batu)(pegeaud,1960.60)
Menurut Nagarakretagama dengan tegas menyatakan Desa Batu dan Desa Batwan adalah 2 desa berbeda yang keduanya berstatus sima wangsa wisnu di lokasikan di wilayah Batu. Boleh jadi Desa Batwan terletak di selatan Brantas Desa Batu di utara Brantas.
Pelokasian berdasar Prasasti Jiu (1486M) “deseng Batu (desa ing Batu) sebagai salah satu Desa perdikan terselatan diantara sejumlah desa perdikan bangunan suci Traikokyapuri yang berlokasi di daerah Pacet sekarang. Di Lor Brantas ada berkembang tokoh pesiar Islam yang di sebut Mbah Batu nama sebutan di maknai sebagai tetua dari Desa Batu.
BATU MASA PERKEMBANGAN ISLAM
Proses Islamisasi Kawasan Malang kita kenal legenda lokal “Sengguruh” dan “Gibik” (Codex Lor No. 3035). Semanjak masa Singhasari tepatnya masa Wisnurawdhana daerah sekitar Sengguruh telah di tetapka sebagai daerah sima.
Berdasar artefak Sengguruh dan Jenggolo telah lama mendapat pengaruh Hindu-Buddha. Dalam konteks politik budaya kerajaan di daerah terpencil pada Pegunungan Kapur Selatan Malang ini menjadi basis perlawanan dari Penguasa Hindu terhadap kesultanan Islam di Demak maupun Giri.
Pasukan kerajaan Sengguruyh bisa di bilang kuat bahkan bisa menundukan Pasukan Giri di bawah Pimpinan Jaga Pati. Sehingga Sunan Dalem terpaksa meninggalkan Kedaton Giri Gajah menuju kediaman Syeck Manganti (pamannya) di Gumena Menurut legenda lokal Gribik memeluk Islam menurut jasa pamannya itu. Dan menjadi pionir Islamisasi di Malang
Sedangkan proses Islamisasi di Batu tidak lepas dari tokoh Mbah Batu yang bernama asli Abu Ghonaim sebagai pengikut Pangeran Rohjoyo . jejak artefaktualnya berupa makam Islam di Banaran Desa Bumiaji.
BATU MASA KOLONIAL BELANDA
Sumber sejarah yang menjel;askan bilama Kecamatan Batu dibentuk oleh Pemerintah hindia Belanda . Berdasar “Detailed settlement of Residency of Malang” Malang terdiri dari 6 district (kawedanan) yaitu Kawedanan Kota, Kawedanan Karanglo, Kawedanan Gondang Legi, Kawedanan Penanggungan, Kawedanan Antang (Ngantang).
Berdasar UU Gubernur Jendral tNggal 1 Maret 1874 sebagaiman termuat dalam Stb. 1874 dinyatakan Kabupaten Malang menjadi 7 Kawedanan yaitu: Kawedanan Malang, Kawedanan Senggoro, Kawedanan Karang Lo, Kawedanan Penanggungan, Kawedanan Ngantang , Kawedanan Gondang Legi, Kawedanan Pakis
BATU MASA PENDUDUKAN JEPANG
Pada masa Pendudukan Jepang Batu memiliki fungsi yang strategis karena Angakatan Laut Jepang wilayah Malang berkedudukan di Pujon. Sedangkan Pangkalan Udara Jepang yang merupakan Pangkalan terbesar dan terkuat di Jawa Timur ada di Bugis. Garis kesatuan komunikasi selalu melalui Batu.
BATU MASA KEMERDEKAAN
Wilayah Batu sebagai daerah yang strategis kala itu secara administratif masuk dalam wilayah Kabupaten Malang. Pertahanan dan keamanan daerah Batu oleh karena itu masuk dalam lingkup pertahanan keamanan Malang .
BATU PADA MASA PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
- Batu sebagai Kecamatan
Kedudukan Batu sebagai bagian dari Kawedanan Penanggungan di wilayah Kabupaten Malang kemudian pada masa kemerdekaan RI berdasarkan UU no.2 tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Jawa Timur, junto UU no.12 th 1950 tentang pembentukan daerah-daerah Kabupaten di Propinsi Jawa Timur di tetapkan Bahwa kecamatan Batu adalah bagian dari Kawedanan Pujon.
Kala itu Pusat Kawedanan Pujon di Batu sehingga disebut Kantor Pembantu Bupati Malang di Batu. Kawedanan Pujon di Batu meliputi Kecamatan Batu, Pujon, Ngantang dan Kasembon
- Batu sebagai Kota Administratif
PP NO. 12 th. 1993 meningkatkan status Batu dari Kecamatan menjadi Kota Administratif (kotatif) dalam naungan Kabupaten Malang. Kotatif Batu terdiri dari Kecamatan Batu, Kecamatan Bumiaji, Kecamatan Junrejo.
- Batu sebagai Kota
Berdasarkan UU no 11 tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Batu maka Kootatif ditingkatkan menjadi Derah otonom lepas dari Kabupaten Malang. Adapun wilayah Kota Batu meliputi Kecamatan Batu, Bumiaji, Junrejo. Batu di resmikan sebagai Pemerintahan Kota tgl 17 Oktober 2001