Syamsurizal Sebut Bencana Besar atas Kecurangan Seleksi CPNS
SURABAYA – Proses seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) untuk tahun 2021 ini menuai banyak protes. Itu karena prosesnya diwarnai kasus dugaan kecurangan.
Untuk itu, Wakil Ketua Komisi II DPR RI Syamsurizal mendukung Badan Kepegawaian Negara (BKN) akan memberi sanksi disiplin berat pada sejumlah pegawai yang terbukti terlibat pada kecurangan tersebut.
“Kita mendukung BKN bertindak cepat. Karena ini kecurangan dalam seleksi pada kemampuan dasar dalam proses seleksi penerimaan CPNS, semua sudah disiapkan perangkatnya tapi masih terjadi kecurangan dengan sistemis,” kata Syamsurizal pada Lintas Parlemen saat melakukan kunjungan spesipik (Kunspek) ke BKN Jawa Timur, Surabaya, Selasa (16/11/2021) kemarin.
Yang hadir dari rombongan kunjungan kerja yang dipimpin oleh Syamsurizal itu yakni Teti Rohatiningsih (Golkar), Ali Mufthi (Golkar), Rahmat Muhajirin (Gerindra), Supriyanto (Gerindra), Aminurokhman (Nasdem), Mohammad Toha (PKB), Aus Hidayat (PKS), Paulus Ubruangge (PAN).
Menurut Syamsurizal, kecurangan pada proses seleksi penerimaan CPNS ini melebihi efek bencana alam seperti banjir yang melanda sejumlah tempat di Indonesia. Mengingat bencana alam bisa dilakukan pembenahan secara cepat namun kecurangan pada sistem seleksi CPNS ini harus dilakukan secara bertahap karena melibatkan banyak pihak.
“Ini bencana besar. Jika bencana alam bisa dinilai kerugiaannya dan kerugiannya pun bisa dijumlah. Tapi pada kecurangan pada sistem negara kerugiannya jauh lebih banyak kareba berefek pada seluruh elemen bangsa ini,” terang politisi PPP ini
Alasan itu pula, Bupati Bengkalis dua periode 2000-2010 ini menyebut kecurangan pada proses seleksi penerimaan CPNS ini adalah tragedi besar yang terjadi di republik ini. Ia berharap kejadian tersebut tidak terulang kembali.
“Ini tragedi besar. Kecurangan ini adalah penipuan dengan massal. Betapa kejujuran mahal, tapi di Indonesia tidak ada lagi nilai dari kejujuran. Dan kita berharap agar kejadian ini tak terulang lagi, untuk itu BKN harus bekerja professional,” terangnya.
Ia mencontoh makna dan pentingnya kejujuran dalam membangun bangsa ini. Ia menceritakan seorang mahasiswi di London, Inggeris yang mendapatkan nilai tertinggi di kampus S2 namun susah mendapat pekerjaan karena terbukti selama 4 tahun tidak membayar tarif kereta api setiap ke kampus untuk kuliah.
“Saya ceritakan, seorang mahasiswi tak pernah membayar biaya kereta api selama empat tahun selama kuliah S2. Di Londok tak pernah diperiksa tapi sistem berjalan sehingga mahasiswa ketahuan tidak jujur dan mahasiswi ini tidak diterima kerja karena tidak jujur. Ini cerita inspirasi buat kita bahwa kejujuran sebuah integritas yang diperlukan bagi pola pendidikan kita. Betapa nilai kejujuran ini sangat universal,” cerita Syamsurizal.
“Yang jadi persoalan kenapa masih ada yang ingin mendapatkan keuntungan sepihak. Banyak pihak dari pihak yang kecewa, karena banyak dikorban dalam proses seleksi ini. Kejujuran tak bisa dinilai dengan uang,” sambungnya. (HMS)