Tags : #Helmi Adam

Berita

Revolusi Industri 4.0 atau Society 5.0 ?

Oleh : Helmi Adam, Penulis adalah Direktur Yayasan Syafaat Indonesia Sebanyak 52,6 juta lapangan kerja di Indonesia terancam tergantikan oleh sistem otomatis jika kita mengutip kajian McKinsey Global Institute. Dalam studi terbarunya, konsultan manajemen multi nasional itu bahkan memperkirakan sekitar 800 juta pekerja di seluruh dunia akan kehilangan pekerjaan pada 2030. Sementara, World Economic Forum pada […]Read More

Opini

Serial Society 5.0: Kualitas hidup vs Kekuatan Teknologi dalam Society

Oleh: Helmi Adam, Alumni MM Universitas Bhayangkara Jaya Kebutuhan dalam masyarakat layanan cerdas atau smart service, seperti berbagi data, organisasi, dan teknologi, akan membentuk Masyarakat 5.0 yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup, daripada hanya meningkatkan kekuatan teknologi semata. Hal inilah yang di sebut oleh Prof. Yuichiro Anzai adari jepang dengan nama “revolusi ke-5” umat manusia […]Read More

Opini

Perlukah Keluarga Berencana ?

Oleh: Helmi Adam, Alumni MM Universitas Bhayangkara Jaya, Penulis Direktur Yayasan Syafaat Indonesia Tugas Pemerintah adalah membangun kesehatan masyarakat. Untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas buruh, kesehatan rakyat harus semakin diperbaiki. Langkah kesehatan masyarakat meliputi perbaikan sanitasi lingkungan baik di wilayah pedesaan maupun wilayah perkotaan, pembuangan air kotor dan menggenang, pembenahan daerah kumuh, perumahan yang lebih baik, […]Read More

Opini

Serial Ekonomi 5.0 Mahluk Apakah Society 5.0 (II)?

Oleh: Helmi Adam, Penulis Pendiri Yayasan syafaat Indonesi Melanjutkan pendapat David norfors tentang society 5.0 yaitu ekonomi yang berpusat pada masyarakat; bahwa para pekerja juga akan menjadi pelanggan karena mereka diberikan layanan mencari nafkah. Sekarang pekerja juga adalah pelanggan tetapi juga modal. Jika saya melayani pekerja-pelanggan yang tertarik pada sesuatu dan yang memiliki bakat dan saya […]Read More

Opini

Serial Ekonomi 5.0 Apakah Society 5.0 Itu ?

Oleh: Helmi Adam, Alumni MM Universitas Bhayangkara Jaya, Penulis Pendiri Yayasan Syafaat Indonesia,, Pada bulan April 2016, pemerintah Jepang mencari pemecahan akibat revolusi 4.0 dengan mewujudkan apa yang disebutnya “Masyarakat 5.0,” atau “Masyarakat Super Cerdas.” Masyarakat 5.0 menyediakan infrastruktur sosial bersama untuk kesejahteraan berdasarkan platform layanan yang canggih. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi dari kemajuan Teknologi […]Read More

Opini

The Wealth of Nations Adam Smith dan kondisi Indonesis

Oleh: Helmi Adam, Penulis alumni MM Universitas Bhayangkara Jaya, Direktur Yayasan Syafaat Indonesia Apa hubunganya kondisi Indonesia dengan latar belakang bukunya Adam Smith Wealth of Nation ? Mungkin inilah pertanyaan penting untuk kondisi ekonomi Indonesia ke depan. Bukankah sejarah adalah pelajaran yang penting bagi kehidupan kedepan ? Ide buku wealth of nations Adam Smith dilatarbelakangi oleh […]Read More

Opini

Pembangunan Pendidikan Investasi Produktif?

Oleh: Helmi Adam, Penulis adalah Direktur Yayasan Syafaat Indonesia Pembangunan ekonomi tidaklah mungkin tanpa pendidikan. Seperti dikatakan Myrdal, “untuk memulai program pembangunan nasional sambil membiarkan sebagian besar penduduk tetap buta huruf kelihatannya bagi saya akan menjadi sia-sia.” Bagi pembangunan ekonomi, kualitas buruh adalah lebih penting. Pekerja tidak terampil, meski bekerja dengan jam kerja panjang, akan memperoleh […]Read More

Makro Opini

Keseimbangan atau ketidakseimbangan Baru untuk Dollar?

Oleh : Helmi Adam* Presiden Jokowi menekankan bahwa pemerintah harus segera mengantisipasi perubahan ekonomi yang kemungkinan menuju keseimbangan baru. Adapun, keseimbangan baru tersebut bukan dipicu karena kondisi internal, melainkan situasi di luar Indonesia. Selanjutnay Mentri Koordinator Ekonomi Darmin Nsution juga mengatakan hal yang sama, akan ada keseimbangan baru rupiah terhadap dollar. Pernyataan diatas merujuk pada […]Read More

Opini

Untuk Laju Ekonomi Indonesia, Perlukah Buy Back Saham BUMN?

Oleh: Helmi Adam* Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 2,37 persen. Tengok saja hari Ahad lalu tertanggal 20 Juni 2018 IHSG berada di level 5.851,67. Jika dibandingkan dengan bursa saham lainnya di kawasan Asia, performa IHSG paling buruk. Bandingkan saja, indeks Nikkei menguat 0,49%, indeks Hang Seng menguat 0,41%, indeks Strait Times menguat 0,3%, indeks […]Read More