Taliban dan Dua Kemunafikan Barat

 Taliban dan Dua Kemunafikan Barat

Taliban telah menang perang terhadap Barat. Inti dari pada kekuatan Barat ialah NATO. Inti dari NATO adalah Amerika Serikat. Dan inti dari Amerika Serikat adalah para pebisnis teknologi dan keuangan yang didominasi oleh Yahudi. Dan Taliban adalah salah satu ekspresi kekuatan Islam.

Jadi sebenarnya, perang yang dimenangkan Taliban di Afghanistan ini adalah perang antara Islam dan musuhnya. Walaupun kenyataan ini tidak banyak yang mengakui.

Saat ini Taliban sudah berkuasa di Afghanistan. Mereka mau membangun negaranya. Mereka mau membersihkan negaranya dari anasir kaki tangan Barat dan musuh mereka.

Mereka mewarisi dari pemerintah boneka Barat sebelumnya yang sarat korupsi. Ditambah lagi infrastruktur yang minim dan kemiskinan yang akut.

Taliban mau lepas dari situasi tersebut. Untuk itu, mereka menghendaki uang dan kekayaan Afghanistan yang disimpan di luar negeri, dapat mereka manfaatkan. Tapi di titik inilah kebejatan dan kemunafikan Barat itu terkuak.

Uang yang disimpan itu adalah milik Afghanistan. Dan rakyat Afghanistan yang diperintah Taliban itu butuh uang miliknya. Taliban sudah melayangkan permintaan untuk uang itu agar diserahkan. Tapi anehnya, Amerika dan lembaga tempat menyimpan uang Afghanistan itu menolak menyerahkannya. Itu berarti nyata-nyata Amerika dan lembaga keuangan tersebut mencuri dan merampok uang Afghanistan.

Keanehan dan kemunafikan kedua ialah Barat tak tahu malu menuntut Taliban untuk mengakomodasi dua tuntutan mereka.

1. Susunan pemerintahan yang mereka sebut inklusif. Artinya, Taliban harus mengisi susunan pemerintahan Afghanistan sesuai tuntutan Barat. Sungguh bodoh. Orang menang perang, kok disuruh-suruh yang kalah perang. Suka-suka Taliban, dong. Mereka berhak dan berdaulat mendesain sistem dan isi pemerintahan mereka. Masak desain musuh dituruti. Sudah jelas musuh.

2. Tuntutan agar golongan perempuan diberikan kebebasan dan pendidikan. Sebenarnya, tindakan Barat untuk menuntut Taliban saja, sudah aneh. Apalagi sampai menentukan tuntutannya seperti ini itu.

Kalau soal perempuan diberikan hak pendidikan dan kebebasan, tidak diteriakkan Barat pun, mustilah Taliban akan memeberikannya. Karena perintah Islam memang demikian adanya.

Tapi jika pendidikan itu seperti persepsi Barat, harus di kelas, campur cewek – cowok, lalu perempuannya bisa jadi sales promotion girls, tentara, tukang ojol, tentulah Taliban tidak akan memberikannya.

Toh Talibanlah yang getol memberikan pendidikan kepada perempuan terkait kewajiban syariatnya di dalam hubungan dirinya dengan Tuhan, dengan masyarakat, dengan keluarga, dst, walaupun tanpa gedung sekolah.

Malahan Taliban harus kukuh dan dan teguh dengan pandangan dan keyakinan mereka. Sebab, peradaban hari ini perlu dengan peradaban yang tidak loyo, hanya mengejar materi dan kebencong-bencongan.

Sistem Taliban agaknya dapat menciptakan peradaban yang maskulin, teguh, tegas tapi tetap peka. Bukan seperti peradaban dominan hari ini, halmana banyak laki-laki rambutnya diikat di atas meniru-niru perempuan. Ada pula yang beranting-anting sampai bolong melompong kupingnya. Belum lagi tatoan, tapi kelakuannya feminin. Dan….amit-amit jabang bayi, jangan sampai citra Afghanistan seperti artis Korea yang centil, imut, kebencong-bencongan dan rapuh.

Dari pada demikian, lebih baiklah Taliban bilang: Go to Hell with your Aid.

~ Bang SED

Facebook Comments Box