Tanggapan Munawir: Rektor Diminta Mundur Buntut Penyebaran Uang Palsu di Lingkungan Kampus UIN Alauddin Makassar
MAROS – Dosen UIN Alauddin Makassar Munawir K lebih bijaksana menanggapi penyebaran uang palsu di kampus UIN Alauddin sehingga sejumlah pihak sang rektor Prof Hamdan Juhannis diminta mundur sebagai bentuk bertanggung jawab.
Munawir meminta seluruh pihak lebih bijaksana termasuk Guru Besar UIN Alauddin Makassar Prof Dr H Moch Qasim Mathar yang mendesak rektor UIN Alauddin Makassar Prof Hamdan Juhannis mundur dari jabatannya karena dianggap lalai.
“Sy selaku bahagian dari UINAM merasa perlu berkontribusi unjuk suara & saran menyikapi dinamika kampus pasca pemberitaan yg kurang sedap ditelinga terlebih lagi dgn mempertimbangkan atau menakar desakan pengunduran dari Rektor bukanlah jalan keluar Mencari Jalan Tengah yang Bijak dan Solutif menurut saya Gurunda Yang Maha Terpelajar @prof Qasim Mathar❤️🌹🙏,” kata Munawir seperti keterangan tertulisnya dikirim melalui aplikasi Whatsapp, Senin (16/12/2024).
“Krn menurut ananda al-Fakir ( yg masih awam),Stiap institusi besar tdk pernah luput dari badai ujian. Begitu pula UIN Alauddin Makassar yg kini dihadapkan pada ujian berat akibat kasus pelanggaran hukum yg dilakukan o/ oknum di lingkungannya. Krn itu ditengah tuntutan agar Rektor, Prof. Hamdan Juhannis, mundur dari jabatannya, kita perlu mengambil sikap yg lebih bijaksana, mengedepankan prinsip holistik, rasional, dan berorientasi pada solusi jangka panjang,” sambung Munawir.
Sebagai informasi, sebuah pabrik uang palsu ditemukan di Kampus II Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Sulawesi Selata. Tepatnya di Jl HM Yasin Limpo, Kelurahan Romangpolong, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Kasus ini terungkap usai polisi menggerebek gedung perpustakaan di kampus tersebut yang diduga digunakan sebagai tempat produksi uang palsu. Saat berita ini diturunkan, uang palsu yang diproduksi telah mencapai nilai ratusan juta rupiah.
“Tabe’ Loppo na Maraja Profku & guruku yg sangat & selalu sy banggakan, desakan pengunduran diri seorang pemimpin di tengah gejolak masalah institusional sering kali dianggap sbagai langkah responsif u/ menjaga citra lembaga. Namun, pengunduran diri justru berpotensi mnjadi preseden buruk yg membuka peluang terjadinya instabilitas struktural.”
“Sbuah institusi mmerlukan nakhoda yg kuat u/ menghadapi badai, bkn menyerah pd tekanan situasi temporer. Apabila setiap ksalahan individu di lingkungan institusi diselesaikan dgn pengunduran diri pemimpin tertinggi, maka institusi akan terjebak dlm lingkaran “bongkar pasang” kepemimpinan yg merusak kesinambungan visi strategis.🙏”
“Tabe’ tanpa bermaksud sok ngerti persoalan, rasa2nya kita perlu belajar dari sejarah bagaimana “arbitrase” yang melibatkan Khalifah Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah RA. menjadi panggung intrik & manipulasi yg melemahkan stabilitas kepemimpinan. Hal ini hrs mnjadi pelajaran agar kita tidak terjebak dlm solusi reaktif yang hanya menciptakan masalah baru yg lebih besar.”
“Tabe’ maraja, menurut Al-Fakir, Setiap pemimpin memiliki tanggung jawab moral atas dinamika yg terjadi dlm institusinya. Namun, tanggung jawab ini tidak serta-merta diartikan sebagai pengunduran diri tanpa mempertimbangkan dampak strategis. Kita perlu memberikan ruang bagi proses investigasi yg dilakukan oleh pihak berwenang u/ memberikan penilaian objektif. Menyelesaikan masalah dengan kepala dingin, menjaga keseimbangan emosional, dan melakukan pengkajian menyeluruh adalah ciri pemimpin yang visioner.🌹”
“Sependek pengetahuan & pengalaman ananda , di dlm agama kita ,kesabaran dlm mengambil keputusan ad. nilai utama. Rasulullah SAW bersabda:
*”Ketergesaan adalah dari setan, sedangkan kesabaran adalah dari Allah.”*
Ini menunjukkan bhw keputusan besar yg tergesa2 tanpa pertimbangan matang dpt membawa dampak yg lebih buruk.❤️”
“Tabe’ Prof Seniorku Pammopporangnga…. !!!!, menurut ananda masalh institusi sbesar UIN Alauddin mmbutuhkn pendekatan holistik, bkn hanya bersifat korektif trhado masalah saat ini, ttp jg preventif agar tidak terulang di masa depan.”
Diakhir keterangan Munawir, ia 3 cara menghadapi persoalan ini dengan pendekatan di antara lainnya:
1. Duduk bersama tokoh senior seperti ayahanda Prof Qasim Mathar dan stekeholder lainnya u/ membahas solusi strategis.
2. erancang langkah preventif & perbaikan sistemik, sperti peningkatan pengawasan internal, penguatan integritas SDM, dan edukasi nilai-nilai akhlak karimah yg islami”
3. Meningkatkan transparansi & akuntabilitas melalui pembentukan lembaga independen internal yg mengawasi kinerja pejabat.✍️
“Tabe’ Maraja menurut ananda alfakir jika demikian halnya, solusi yang dirancang tdk hanya menjawab persoalan yg ada, ttp jg mempersiapkan institusi menghadapi tantangan di masa depan.”
“Menurut Ananda al-fakir , UIN Alauddin ad. sebuah institusi besar yg menjadi simbol peradaban & keilmuan di Sulawesi Selatan, bahkan Indonesia. Ia diibaratkan bahtera besar yg membawa harapan ribuan mahasiswa, dosen, & masyarakat. Kesalahan 1 atau 2 individu tdk blg dibiarkan menggoyahkan institusi ini. Justru pd saat ini, diperlukan sinergi semua pihak u/ bersama2 menyelamatkan “bahtera besar” ini agar tetap dapat berlayar menuju dermaga peradaban yg diimpikan.🧜🏼♂️”
“Sekali lagi Tabe’ , tidak ada maksud sok tau ,menurut pemahaman alfakir yg daif ini, seseorang pemimpin sejati tidk hanya diukur dari seberapa banyak masalah yg dihindari, ttp dari bagaimana ia mampu memimpin lembaganya melewati badai, membangun kembali kepercayaan publik, dan mengarahkan institusi ke arah yg lbh baik. Kita perlu husnuzan (berprasangka baik) bhw Prof. Hamdan Juhannis memiliki kapasitas u/ memimpin pemulihan ini.🧚🏻”
“Tabe’ kalau boleh al-fakir berkomentar lebih banyak dan ikut sumbang saran sebagai bahagian dari Kel. Besar UINAM , yg dibutuhkan saat ini ad. langkah2 konkret seperti/ anatara lain:”
Investigasi Independen:
Membuka ruang transparansi atas kasus yang terjadi, melibatkan pihak2 kompeten u/ menyelesaikan masalah secara adil dan objektif.
Penguatan Sistem Pengawasan Internal:
Membenahi mekanisme kontrol di lingkungan kampus agar ke depan tidak ada lagi celah bagi praktik yg melanggar hukum.
Peningkatan Integritas SDM:
Melalui pembinaan nilai2 keislaman yg lebih kuat, menciptakan budaya kerja yg amanah & profesional.
Dialog Terbuka dengan Stakeholders:
Menampung aspirasi & masukan dari berbagai pihak u/ bersama-sama membangun kembali citra dan kredibilitas UIN Alauddin.
“Maka karena itu menurut ananda al-fakir bahwa langkah pengunduran diri bukanlah satu2 solusi, bahkan bisa menjadi blunder yang membuka masalah baru. Yg dibutuhkan saat ini adalah kepemimpinan yang tegas, sabar, dan solutif. Dgn sinergi antara rektor, dosen, mahasiswa, dan masyarakat, Insya Allah dgn berhusnudzhan UIN Alauddin dibawah nakoda Prof HamdanJuhanis dgn kematangan & kemampuan multi talenta serta pengalaman diplomasi berlavel internasional kami sebagai barisan yunior yakin & optimis UINAM dapat kembali mengukir prestasi sebagai lembaga pendidikan Islam yg unggul, membawa bahtera besar ini menuju dermaga peradaban yang membanggakan.🌹❤️🧚🏻🙏 Ananda al-Fakir Munawir Kamaluddin.”