Tanpa Sengaja, Media jadi Penyedia Corong Propaganda Radikalisme dan Terorisme
JAKARTA – Ketua program studi komunikasi massa ATVI Agus Subdibyo mengatakan, paham radikalisme itu muncul dengan pernyataan yang sikap yang sensasional dan bombastis. Agus menilai, tanpa sengaja, media jadi penyedia atau corong propaganda radikalisme dan terorisme ini.
Hal itu disampaikan Agus dalam silaturahmi dan diskusi bersama dengan tema “Membangun Kebebasan Pers yang Berladaskan Nilai Pancasila dan Terbebas dari Gerakan Radikalisme, oleh SMNC, di Gedung Dewan Pers, Senin (19/6/2017) kemarin.
Menurut Agus, paham radikal muncul dengan hal yang kontroversial sesuai keinginan wartawan news is good news. Artinya, lanjutnya, jika pernyataan itu kontroversial dan semakin provokatif maka ada akan cenderung dimuat media.
“Sementara itu gerakan radikal, gerakan fundamentalis memang tujuannya seperti itu. Jadi aksi-aksi teror memang aksi-aksi mereka yang disengajakan biar mendapatkan liputan media sebanyak mungkin. Semakin banyak liputan media semakin tersebar pesan pesan teror, semakin besar kecemasan yang muncul kekhawatiran, muncul ketakutan, muncul itu semakin sukses visi dari terorisme,” jelas Agus.
Agus menyampaikan, mereka berkomunikasi dengan tindakan teroris seperti yang terjadi tindakan teroris Kampung Melayu. Dan itu akan mendorong kelompok teroris lainnya untuk melakukan hal yang sama.
“Sebenarnya media itu tanpa disadari telah dimanfaatkan oleh gerakan-gerakan teroris dan radikal. Media tanpa sengaja menyediakan diri sebagai corong propaganda radikalisme atau terorisme,” paparnya.
Untuk itu, ia meminta awak media untuk berhati-hati mengutip pernyataan-pernyataan yang provokatif bombastis dan sensasional dari kelompok-kelompok yang diidentifikasi sebagai pemilik paham radikal.
“Karena yang terjadi sekarang itu, semakin kontroversial, semakin keras pernyataan narasumber semakin dikutip oleh media,” tandasnya. (JODIRA)