Target Besar Prabowo 38 KEK untuk Indonesia, Syafruddin Mualla: Kita Dorong Bira-Takabonerate Masuk Peta Prioritas!

SULSEL – Wakil Ketua Umum Kadin Sulsel Syafruddin Mualla menyambut baik gagasan dari gegap gempita peresmian Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang oleh Presiden Prabowo Subianto Kamis, (20/3/2025).
Menurut Mualla, Presiden Prabowo Subianto KEK di tiap provinsi dengan ajakan serius: sudah saatnya pemerintah pusat dan Pemprov Sulsel menatap kawasan Bira-Takabonerate yang di Kabupaten Bulukumba dan Selayar, Sulawesi Selatan sebagai calon KEK strategis dari Timur Indonesia.
Syafruddin menjelaskan, penetapan KEK di wilayah ini bukan hanya penting, tapi mendesak. Ia menegaskan bahwa Bira-Takabonerate memiliki potensi luar biasa, terutama dalam sektor pariwisata bahari, ekonomi kelautan, dan pengembangan infrastruktur wilayah kepulauan.
“Kami berharap Pemprov Sulsel konsisten dan fokus mendorong Bira-Takabonerate menjadi KEK unggulan. Bentuk tim percepatan dan monitoring, segera!” kata Syafruddin Mualla kepada wartawan, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Ahad (23/3/2025).
Sebagai informasi, KEK Bira Takabonerate, Bulukumba terkenal dari keindahan alam bawah lautnya. Hal itu akan dikembangkan oleh pemerintah dengan konsep wisata yang seperti Maladewa alias Maldives. Contohnya, di Kepulauan Selayar yang merupakan daya tarik utama bagi para wisatawan di kawasan itu.
Syafruddin mengurai panjang lebar manfaat besar dari penetapan KEK di suatu wilayah. Baginya, KEK bukan sekadar label ekonomi, tetapi mesin percepatan pembangunan yang nyata. Setidaknya ada 10 manfaat utama yang ia sampaikan:
Sebagai informasi, di tengah gegap gempita peresmian Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang pada Kamis, 20 Maret 2025, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan sebuah ambisi ekonomi yang menggetarkan: Indonesia akan memiliki minimal satu KEK di setiap provinsi. Dengan demikian, akan ada 38 KEK yang berdiri dan beroperasi di seluruh penjuru negeri sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru.
“Jadi luar biasa ya, kita optimis. Ini salah satu dari berapa puluh rencana KEK yang akan kita bangun nanti. Mungkin idealnya satu KEK di tiap provinsi. Jadi ujungnya kita harus punya 38 KEK. Itu yang kita ingin, ke arah sana,” ujar Prabowo, penuh keyakinan.
Prabowo tak hanya bicara rencana. Ia menunjuk KEK Batang sebagai bukti keseriusan pemerintah dalam mendorong industrialisasi terencana. Di kawasan itu, sudah terdapat setidaknya 20 perusahaan yang akan beroperasi. Tujuh di antaranya telah berjalan, tujuh sedang dalam tahap konstruksi, sementara enam lainnya berada di tahap perencanaan.
“KEK Batang memiliki perencanaan dan visi yang sangat baik,” puji Prabowo. “Dan yang lebih penting lagi, kita sedang bekerja keras memangkas birokrasi dan regulasi yang berbelit-belit. Kita ingin ekonomi yang efisien, efisien, efisien. Dengan efisiensi, kita bisa bersaing, kita kompetitif, dan kita bisa lebih cepat menjadi negara sejahtera.”
Prabowo juga menyebutkan bahwa fundamental ekonomi nasional kini semakin kuat dan tangguh, bahkan mampu bertahan dari berbagai guncangan global. Dalam suasana menjelang Lebaran 2025, pemerintah juga dikatakan tengah berupaya menjaga harga pangan dan menurunkan beban biaya transportasi masyarakat.
“Kita telah menurunkan tarif pesawat, kereta api, dan jalan tol. Kita fasilitasi sebaik mungkin untuk rakyat kita,” ungkapnya.
Sementara Prabowo membentangkan peta besar ekonomi nasional dari Batang, gema harapan datang dari Sulawesi Selatan. Wakil Ketua Umum Kadin Sulsel, Syafruddin Mualla, menyambut gagasan KEK di tiap provinsi dengan ajakan serius: sudah saatnya pemerintah pusat dan Pemprov Sulsel menatap kawasan Bira-Takabonerate sebagai calon KEK strategis dari Timur Indonesia.
Menurut Syafruddin, penetapan KEK di wilayah ini bukan hanya penting, tapi mendesak. Ia menegaskan bahwa Bira-Takabonerate memiliki potensi luar biasa, terutama dalam sektor pariwisata bahari, ekonomi kelautan, dan pengembangan infrastruktur wilayah kepulauan.
“Kami berharap Pemprov Sulsel konsisten dan fokus mendorong Bira-Takabonerate menjadi KEK unggulan. Bentuk tim percepatan dan monitoring, segera!” serunya.
Syafruddin mengurai panjang lebar manfaat besar dari penetapan KEK di suatu wilayah. Baginya, KEK bukan sekadar label ekonomi, tetapi mesin percepatan pembangunan yang nyata. Setidaknya ada 10 manfaat utama yang ia sampaikan:
1. Peningkatan Investasi– KEK membuka pintu selebar-lebarnya bagi masuknya investasi, baik domestik maupun asing, lewat insentif pajak dan kemudahan perizinan.
2. Penciptaan Lapangan Kerja – Dengan industri yang berkembang, ribuan lapangan kerja bisa lahir di daerah.
3. Pertumbuhan Ekonomi– Aktivitas ekonomi meningkat, produksi naik, dan daya beli masyarakat membaik.
4. Pengembangan Infrastruktur– KEK memicu pembangunan jalan, pelabuhan, listrik, dan air bersih.
5. Diversifikasi Ekonomi – KEK membantu daerah tak bergantung pada satu sektor, membuka ruang untuk pariwisata, manufaktur, bahkan teknologi.
6. Peningkatan Daya Saing– Produk lokal bisa bersaing di pasar nasional dan internasional berkat fasilitas modern.
7. Transfer Teknologi dan Pengetahuan – Perusahaan-perusahaan KEK membawa teknologi baru yang bisa ditularkan ke tenaga kerja lokal.
8. Peningkatan SDM– Melalui pelatihan dan magang, KEK meningkatkan kualitas tenaga kerja.
9. Peningkatan Konektivitas – Lokasi strategis KEK memudahkan akses logistik dan koneksi antarwilayah.
10. Tumbuhnya Sektor Terkait – Seperti logistik, jasa, perhotelan, dan perdagangan lokal.