Terbukti Merakyat, Kang Maman Pilihan Utama Warga Majalengka
MAJALENGKA – Calon Bupati Majalengka Maman Imanulhaq terbuka sebagai pemimpin yang merakyat. Atau dalam bahasa rakyatnya, populis. Maman nginap di rumah warga hingga beli ikan lele. Luar biasa kan?!
Kang Maman, panggilan akrab biasa disapa Maman Imanulhaq, ia rela menginap di rumah warga yang dijadwalkan dilakukan di setiap malam Jumat.
Apa tujuan Kang Maman lakukan? Sesuai keterangan yang diterima redaksi, Kang Maman lakukan itu semua untuk menyerap aspirasi masyarakat.
“Ya, dengan program “mabit” atau “ngendong” ini saya bisa mendengar, bahkan melihat langsung aspirasi masyarakat dan juga dapat melihat langsung persoalan yang ada di lapangan,” kata Kang Maman, Sabtu (3/3/2018).
Program ini dianggap efektif dalam menyerap aspirasi rakyat, sehingga pasca ditetapkan oleh KPU, insyallah sebagai Bupati Majalengka, Kang Maman menjadi ngendong sebagai jalan lebih dekat mengetahui aspirasi masyarakatnya kelak.
“Selain itu, menginap di rumah warga, tidak lagi ada jarak yang membatasi antara warga dan pemerintah,” ujar politisi PKB yang pernah menjadi Anggota Komisi VIII DPR RI ini.
Tak henti sampai di situ, Kang Maman juga blusukan dengan memborong lele saat ke Pasar Tanjung Sari, Kecamatan Sukahaji, Majalengka, Jumat (2/3/2018) kemarin. Sang istri Upik Rofiqoh setia menemani sembari membeli buah buahan dan sayuran untuk kebutuhan rumah tangga.
Kang Maman bersama rombongan tiba di pasar pada pukul 08.00 WIB. Para pedagang dan pembeli tak menyangka bahkan terkaget-kaget dengan kedatangan calon bupati nomor urut 1 itu.
Bersama istri, Kang Maman berkeliling menyapa pedagang dan pengunjung pasar. Ia beberapa kali diajak berfoto selfie bareng oleh para pembeli dan pedagang. Saat itu, Kang Maman memanfaatkan kesempatan untuk berbincang dengan penjual ikan dan memborong lele goreng.
Pada kesempatan itu Kang Maman memuji Pasar Tanjungsari yang dikenal bersih dan tertata. Tapi sayang pembeli masih kurang, tak seperti diharapkan.
“Ini harus ada cara agar pasar ini bisa ramai. Sebagai contoh, harus ada produk unggulan di pasar ini sehingga menarik minat pembeli untuk datang ke sini belanja,” terangnya.
Sebagai infomasi, Pasar Tanjungsari merupakan pasar desa yang dibangun tahun 2015 lalu. Ada 24 unit kios dan 24 unit los di pasar Tanjungsari itu. Adapun biaya pembangunan pasar itu menghabiskan biaya Rp900 juta dari Kementerian Koperasi dan UKM. (MM)