Usai Sampaikan Pidato, Megawati ‘Kebanjiran Serangan’ hingga Dapat ‘Surat Cinta’
JAKARTA, Lintasparlemen.com – Pidato yang disampaikan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri diHUT ke-44 PDIP (Selasa, 10 Januari 2017) berbuntut panjang.
Bahkan Menurut Koordinator Kesatuan Aksi Keluarga Besar HMI (KA KBHMI) yang juga politukus Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia bahwa pidato tersebut adalah pidato terburuk yang disampaikan oleh seorang yang pernah menjadi Presiden Republik Indonesia.
Selain itu, Doli menilai, Megawati telah ikut larut dalam pusaran dari pihak kepentingan kelompok tertentu yang ingin membuat jarak dan menebar kebencian terhadap Islam akhir-akhir ini.
Tidak itu saja, lintasparlemen.com mendapatkan “Surat Cinta” atas nama Fathuddin Ja’far untuk disampaikan kepada Ibu Mega:
Surat Terbuka Utk Ibu Megawati
Assalamu ‘ala manittaba’al huda.
Keselamatan untuk orang yang mengikuti petunjuk Allah.
Saya tergelitik jg untuk menulis surat terbuka ini kepada Anda Ibu Mega setelah membaca transkrip pidato politik anda pada Hut ke 44 PDI Perjuangan di JCC Jakarta, Selasa 10/01/2017 kemarin.
Saya yakin 100% isi pidato tersebut mencerminkan isi hati dan jalan fikiran Anda, kendatipun org lain yg menuliskannya. Ungkapan “….. kalau mau jadi Islam, jangan jadi orang Arab dst” adalah keliru besar. Ungkapan tesebut bisa saja berlaku pada agama lain yang anda sebutkan, akan tetapi tidak berlaku pada Islam.
Harus Anda ketahui 5 hal penting berikut :
1. Agama Islam kendati pertama kali diturunkan Allah di negeri Arab, maka setelah Islam datang, bangsa Arab harus mengikuti ajaran Islam yg bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah secara utuh dan orisinal. Jika tidak, orang Arab tidak dinamakan Muslim dan mereka tetap kafir atau musyrik seperti y ang dialami oleh Abu Jahal dan Abu Lahab yang nota bene suku Quraisy Arab termulia saat itu dan sebagi paman Nabi sendiri.
2. Islam atau tidaknya seseorang bukan ditentukan oleh di mana tempat lahirnya, siapa ortunya, melainkan pengakuan dan ketundukannya pada semua ajaran Islam kendati ia lahir, dibesarkan dan mati di negeri Cina atau lainnya di atas bumi ciptaan Allah ini. Karena agama Islam itu Allah turunkan untuk semua manusia sampai dunia ini kiamat/Allah hancurkan.
3. Ajaran Islam bukan untuk dijadikan objek oleh manusia, siapun dia dan dimanapun dia hidup, sehingga bisa menentukan paham dan corak keislaman yang dia inginkan, akan tetapi Islam sebagai subjek yang akan menentukan corak (nila ideologi, ibadah, akhlak, muamalah, kepribadian dan politik) seseorang.
Sebab itu, Islam itu sebagai neraca dan timbangan, bukan sebagai bahan yang ditimbang oleh manusia manapun dengan timbangan otaknya atau tradisi yang berkembang. Islam itu yang menstandarisasi manusia, bukan sebaliknya.
4. Tentang sorotan anda terkait ideologi tertutup dst yang mungkin anda arahkan kpd tokoh-tokoh Muslim kebangkitan umat Islam jilid baru sekarang yang puncaknya pada tgl 2 bln 12 thn lalu ditandai dg jutaan kaum Muslimin tumpah ruah di Monas dan sekitarnya yang datang dari seantero negeri menuntut dipenjarakannya Ahok adalah keliru besar.
Anda mencoba membenturkan ulama, tokoh-tokoh kebangkitan Islam dan kaum Muslimin hari ini dengan Pancasila, NKRI dsb sehingga penguasa yang sedang berkuasa dari PDIP dan partai sekular lainnya mendapatkan legitimasi untuk membrangus ulama dan tokoh-tokoh Islam tsb sebagamana yang dilakukan penguasa Orde Baru yang anda sendiri merasakan pahit getirnya.
Pikiran dan ungkapan anda tersebut sangat sudah tidak relevan dan sekaligus paradoks dengan yang anda ucapkan. Masyarakat sudah tahu mana yang maslahat utuk agama dan negeri dan mana yang mudarat.
Jika fikiran anda dan partai anda itu diyakini benar oleh kebanyakan masyarakt Indonesia dan ada maslahat buat agama dan dunia mereka di era Reformasi ini pasti partai anda sdh menjadi partai raksasa yg bisa meraup suara setiap kali Pemilu 50% lebih misalnya. Faktanya pernah sekali saja mendptk 20% suara dan setelah itu merosot terus dengan tajam.
5. Terkait dengan ungkapan anda yang sangat sinis pada ulama dan tokoh-tokoh kebangkitan umat Islam saat ini yang anda tuduh menganut ideologi tertutup itu dan sadisnya lagi tidak segan-segan anda tuduh mereka sebagai para peramal masa depan dan bahkan anda sebutkan pula termasuk meramalkan kehidupan setelah fana (akhirat) yang nota bene mereka sendiri belum pernah melihatnya dapat saya pahami bahwa anda tidak beriman pada akhirat. Kalau saya salah mhn dikoreksi.
Ungkapan anda tersebut mirip dengan kaum yang mempertuhankan hawa nafsu sehingga Allah sesatkan mereka, tutup pendengaran, hati dan mata mereka. Akibatnya mereka tidak meyakini kecuali hanya kehidupan dunia..
Jika dibacakan pada mereka ayat-ayat Allah, khususnya ttg akhirat, mereka selalu berdalih : Hidupkan dulu nenek moyang kami yang sudah mati itu jika pemikiran akhirat itu benar. Padahal Allah yang menghidupkan mereka, kemudian mematikan mereka, kemudian mengumpulkan mereka sampai hari Kiamat yang tidak ada keraguan sedikitpun kejadiannya. Namun mayoritas manusia tidak mengetahuinya dg ilmu. (Al-Jatsiyah : 23 – 26).
Kesimpulannya, Ibu Megawati sekarang sedang galau tingkat tinggi sehingga perpidato dengan sembrono, tidak faktual dan kurang cerdas. Ibu Megawati lupa pidatonya itu dilihat, ditonton dan dibaca bukan hanya oleh pengikutnya yang tergabung dalam PDIP yang tidak lebih dari 15% suara Pemilu, akan tetapi diperhatikan pula oleh yg 85% lainnya.
Adapun penyebab kegalauannya jelas disebabkan jagoan partainya saudara Ahok Gubernur DKI non aktif sedang terjerat kasus hukum penghinaan agama. Kalau sampai hakim nanti memutuskan Ahok bersalah maka tamatlah riwayat cita-cita Ibu Mega untuk menjadikan Ahok Gubernur DKI untuk periode ke 2.
Faktor kegalauan lain, adalah situasi dan kondisi Indonesia semakin kacau balau dalam semua lini kehidupan setelah dipimpin lagi-lagi oleh jagoan PDIP yang sudah barang tentu jagoan beliau juga yakni Jokowi dalam dua tahun belakangan ini.
Benarlah apa yang dikatakan JK dulu diawal-awal Jokowi ingin mencalonkan diri jadi Presiden RI : Kalau Jokowi jadi Presiden hancur negara ini.
Ibu mega pasti lebih was-was lagi jika jagoannya ini tergusur juga dari kursi kepresidenan tentulah musibah besar bagi Ibu Megawati dan juga bisa-bisa PDIP mengalami kiamat kubro.
Yg jelas, masyarakat semakin tahu dengan jelas visi, misi, ideologi dan seni kepemimpinan yang dijalankan Ibu Megawati dan partainya PDIP seperti yg diungkapkan sendiri :
“Sungguh : kita adalah bangsa berkepribadian Banteng” . Na’udzubillahi min dzalik.
Demikian apa yang menjadi sorotan saya terkait pidato Ibu Megawati di atas. Semoga menjadi maklum. Mhn maaf jika tidak berkenan…
Assalamu ‘ala manitta’al huda…
Fathuddin Ja’far
WNI ASLI/PRIBUMI